/ 
Bintang Tertelan 1 Luo Feng
Download
https://www.novelcool.com/novel/Bintang-Tertelan.html
<<Prev
https://www.novelcool.com/chapter/Bintang-Tertelan-2-RR/3675273/

Bintang Tertelan 1 Luo Feng

Langit biru terlihat seperti sebongkah batu zamrud raksasa yang berwarna biru, matahari pertengahan musim panas pun tampak menyerupai bola api besar yang menggantung tepat di atas batu zamrud raksasa itu. Jika dilihat dari posisi mataharinya, kemungkinan ini sekitar pukul 3 sore.

Kawasan Sekolah Tinggi Ketiga Zhi-An

[DING DING DING]

Seiring bunyi bel yang terdengar di seluruh gedung sekolah, seketika sekolah pun dipenuhi dengan suara riuh. Para siswa berhamburan dari setiap gedungnya, saling bercengkrama sambil menuju gerbang sekolah.

"Kakak Luo Feng! Kakak Luo Feng!*" seru seseorang dengan suara beratnya.

*Panggilan kakak dimaksudkan untuk orang yang dihormati (bukan hubungan saudara)

"Feng, ada yang mencarimu"

Di tengah kerumunan para siswa, ada seorang remaja yang sedang berjalan dengan memegang pembatas buku. Ia mengenakan kaos olahraga berwarna biru, tingginya sekitar 175 cm dan agak sedikit kurus. Ia menolehkan kepalanya dengan ragu-ragu. Seseorang yang memanggilnya adalah laki-laki dengan tinggi 190 cm, memiliki bahu seperti harimau dan pinggang seperti beruang. Otot bisepnya bahkan terlihat lebih kekar dan menakjubkan.

"Kamu siapa ya?" Luo Feng melihat dengan ragu saat orang itu mendekat, merasa tidak mengenalinya.

Kedua orang ini: satunya terlihat kokoh seperti beruang coklat, sedangkan Kakak Luo Feng terlihat seperti remaja pada umumnya.

Dan tingginya..

Perbedaannya sungguh mencolok. Meskipun demikian, pria dengan bahu bidang dan pinggang yang lebar menunjukkan rasa hormatnya, melihat Kakak Luo Feng yang ia kagumi.

"Sepertinya rumor yang beredar benar. Kakak Luo Feng orang yang ramah"

"Kakak Luo Feng, Aku.. aku punya suatu hal yang memerlukan bantuanmu"

"Memerlukan bantuan ku?" Luo Feng tertawa.

"Saat aku berlatih tinju, aku merasa ada sesuatu yang salah ketika aku meninju. Apakah kakak punya waktu untuk memberiku petunjuk?"

Pria kekar itu melanjutkan pembicaraannya..

 "Menurut pelatih dojo, dengan kekuatanku, seharusnya aku dapat menghasilkan tinju dengan kekuatan 50%. Pada kenyataannya, aku tidak pernah bisa mencapainya."


Pria kekar itu terlihat sangat berharap pada Luo Feng.

"Oh..aku mengerti" Luo Feng menyela sesaat, menganggukan kepalanya.

"Baiklah, Jumat sore ini, temui aku di tempat latihan dojo."

"Terima kasih kakak. Terima kasih." pria kekar itu mengucapkan terima kasih berkali-kali.

Luo Feng tertawa, lalu pergi bersama teman-temannya.

Melihat Luo Feng pergi, pria kekar itu menunjukkan kegembiraannya. Ia mengepalkan tangannya, dan otot bisepnya terlihat seolah ingin meledak, dengan semangat ia berteriak :

"SUKSES!"

"Wow! Kakak Luo Feng dengan mudah menyetujuinya?!" celetuk seorang pria berseragam sekolah.

"Kalau begitu rumor itu benar; Kakak Luo Feng orang yang ramah dan baik" kata pria kekar itu sambil menyeringai.

"Tetapi ku rasa itu tidak benar.... Di sekolah tinggi ketiga* ini, diantara 5000 siswa, hanya ada 3 orang yang berhasil meraih gelar "Siswa Elit Seni Bela Diri". Dari tiga orang tersebut, dua diantaranya ialah 'Zhang Hao Bai' dan 'Liu Ting', namun mereka terlalu angkuh dan tidak mau meluangkan waktunya untuk kita." ucap pria yang berseragam sekolah dengan ragu.

"Tapi Kakak Luo Feng bisa sebaik ini?"

*Tiga hanya merupakan jumlah sekolah nya, bukan peringkat atau sejenisnya.

Saat ini, hampir di seluruh dunia di setiap wilayah negaranya, khususnya para siswa sekolah tinggi, selain menempuh pendidikan dasar, juga mengikuti seni bela diri dojo untuk membangunkan bakat terpendam setiap manusia.

Sekolah Tinggi Ketiga Wilayah Zhi-An, dengan tiga tingkatan dan 5000 siswa.

Sebagian besar, semuanya adalah pemula dalam bela diri dojo. Hanya sedikit sekali yang masuk kategori menengah/intermediet. Dan hanya ada tiga orang yang mampu meraih gelar "Anggota Elit".

"Dengan melihatnya sendiri, kita bisa percaya. Heh heh. Lihat kan? Kakak Luo Feng berbeda dengan keduanya." kata pria kekar itu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Zhang Hao Bai dan Liu Ting, keluarga mereka merupakan orang-orang kaya. Sejak kecil, keluarga mereka menghabiskan banyak uang untuk membesarkan dan merawat mereka, itulah mengapa mereka sekarang begitu kuat. Bagaimanapun, Luo Feng sangat berbeda dengan mereka!"

Pria berseragam sekolah mengangguk tanda setuju. "Aku juga mendengar bahwa Kakak Luo Feng berasal dari keluarga yang biasa saja. Bahkan ia tinggal di rumah sewaan yang sederhana."

"Yap, untuk menjadi dirinya saat ini, Kakak Luo Feng telah melalui latihan yang berat. Bertumpu pada tinju dan kakinya. Sangat berbeda dengan Zhang Hao Bai dan Liu Ting."

Pria kekar itu mengepalkan tinjunya sambil menghela nafas dalam-dalam. "Targetku ialah menjadi seperti Kakak Luo Feng, dan sebelum aku lulus, dalam empat tahun ini, aku akan berhasil dalam ujian bela diri dojo dan meraih gelar "Anggota Elit"!".

Saat ini, Kakak Luo Feng yang mereka bicarakan, seperti siswa lain pada umumnya, sedang menuju gerbang ketiga bersama temannya yang mengenakan seragam olahraga.

"Feng, tahu kah kamu, Si Bodoh berbadan besar yang minta tolong kepadamu, dia memuji-muji mu." Pria berseragam olahraga itu tertawa.

"Dia memuji betapa hebat dan ramahnya dirimu."

Luo Feng ikut tertawa. "Kenapa, kamu iri ya Wei Wen?"

"Aku? Iri pada mu?" kata Wei Wen sambil tertawa dan menyentuh hidungnya.

"Dalam mimpimu. Aku berbisik, Si Bodoh itu pasti tidak tahu Kakak Luo Feng yang sebenarnya. Tapi aku mengingatnya dengan jelas, waktu itu di arena pertandingan dojo, Kakak Luo Feng yang ia puji-puji mengalahkan tiga orang sekaligus. Bahkan tiga orang itu tak sanggup bangun lagi."

Luo Feng tertawa.

Memang benar, pertandingan itu adalah awal kejayaannya.

Luo Feng meninju bahu Wei Wen, "Ayo kita pulang."

Bahu Wei Wen berguncang berlebihan, "Feng, bisa lebih pelan sedikit. Dengan tinju mu itu, bahu ku hampir patah!".

"Lagi nih!"

Wei Wen adalah teman baik Luo Feng sejak mereka masih kecil. Meskipun mereka bukan saudara kandung, mereka cukup dekat.

Sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas.

Jika melihat ke belakang, dua orang ini memiliki hubungan yang cukup kuat.

"Eh?"

Wei Wen tibtiba melihat ke depan.

"Feng, lihat, itu gadis yang kau suka!"

"Hmm?" Luo Feng menoleh, dan hanya melihat seorang gadis dengan rambut kuncir kuda mengenakan celana jins dan kaos putih di kerumunan.

Hati Luo Feng berdegup kencang.

Sebuah nama tersirat dalam benaknya – Xu Xin!

Hanya sedikit sekali yang mengetahui rahasia ini, namun Wei Wen telah mengetahuinya sejak lama.

Selama tahun pertama di SMA, Luo Feng dan Xu Xin merupakan teman sekelas. Pertama kali Luo Feng melihat Xu Xin, dia merasa ada sesuatu yang bercahaya di depannya.

Katanya, selama jam pelajaran, Luo Feng yang duduk di belakang Xu Xin tak bisa menahan dirinya : dia suka tanpa sadar memandangi Xu Xin dari belakang. Hanya melihatnya diam-diam.

Dia sudah cukup senang walaupun hanya memandanginya dari belakang.

Karena pembagian kelas diacak, maka di tingkat kedua, Luo Feng dan Xu Xin tidak lagi berada di kelas yang sama. Meskipun begitu, tiap kali Luo Feng melihat Xu Xin, dia tidak bisa memalingkan matanya dari Xu Xin.

"Hanya tersisa satu bulan sebelum ujian." Luo Feng berbisik pada dirinya sendiri. Aku tidak punya keberanian dan tidak ada waktu untuk urusan percintaan.

"Pada masa ujian, semua siswa terlihat sangat sibuk meninjau kembali pelajaran, dan Xu Xin ingin melakukannya lebih baik. Bagaimana mungkin dia dapat memikirkan masalah percintaan? Begitu juga denganku, aku tidak mau kehilangan konsentrasiku, atau aku akan menyesalinya seumur hidup."

"Bagaimana pun, perasaan ini... hanya akan menjadi kenangan."

Cinta itu...

Pahit. Bahkan bunganya belum sempat mekar, tapi sudah layu duluan.

Luo Feng hanya ingin memendamnya dalam hati saja.

"Dulu kamu punya kesempatan menemuinya. Tapi sekarang tinggal satu bulan." Wei Wen menggelengkan kepalanya. "Aku takut kamu tidak akan pernah bisa menemuinya lagi. Nantinya, untuk menyesal pun rasanya sudah terlambat."

"Wei Wen" kali ini gantian Luo Feng yang menggelengkan kepalanya. "Hentikan. Tanpa meraih gelar "Petarung", aku tidak akan mengganggu pikiranku dengan masalah percintaan."

"Kakak, kamu terlalu kejam."

Wei Wen mengangkat ibu jarinya. "Petarung? Diantara 5000 siswa sekolah ini, tidak satupun dapat meraih gelar itu. Lantas kamu berani bilang jika kamu tidak dapat meraihnya, kamu tidak akan memikirkan soal percintaan?""Dasar pengecut!"

"Hmm?" Luo Feng melirik lima orang yang sedang berkumpul di luar gerbang sekolah. "Zhang Hao Bai?"

Dalam kerumunan itu, ada lima orang yang sangat menarik perhatian, pemimpinnya dengan tinggi kirkira 180 cm, memakai kaos putih lengan pendek, celana panjang putih dan dada yang bidang. Empat orang yang mengelilinginya, entah itu guratan keberanian atau bekas luka yang terlihat di wajah mereka, tampak mengerikan. Dan seseorang yang mengenakan kaos putih lengan pendek itu merupakan satu dari tiga orang "Anggota Elit" di Kawasan Sekolah Menengah Ketiga Zhi-An — Zhang Hao Bai.

"Luo Feng" Zhang Hao Bai mendengus.

Jika kamu bertanya pada Zhang Hao Bai siapa yang paling ia benci di sekolah, jawabannya jelas adalah Luo Feng!

Dikarenakan satu dari tiga orang "Anggota Elit" ialah seorang wanita, maka pemegang gelar "Anggota Elit" pria nya adalah mereka berdua.

Terlebih lagi, Zhang Hao Bai berasal dari keluarga yang kaya raya, sedangkan Luo Feng hanya orang biasa, yang tinggal di rumah sewaan yang murah.

Secara level nya – Luo Feng jauh di atas Zhang Hao Bai!

Secara kekuatan – Baik Luo Feng dan Zhang Hao Bai telah mendapat gelar "Anggota Elit", tapi Luo Feng pernah ditantang tiga orang sekaligus dan berhasil mengalahkan mereka sampai mereka tidak sanggup bangun lagi. Dan satu diantara ketiga orang itu, ialah Zhang Hao Bai. Saat itu bahkan dia mendapat pukulan di giginya!

Dan secara kondisi, jelas Zhang Hao Bai punya uang!

Berasal dari latar belakang yang kuat, namun jika membandingkan level dan kekuatan, Luo Feng jauh lebih unggul. Jika ada orang yang memuji Zhang Hao Bai di sekolah, sudah pasti ada yang membandingkannya dengan Luo Feng!

Benci!

Kebencian Zhang Hao Bai terhadap Luo Feng sangat kuat.

"Ayo" kata Zhang Hao Bai sambil menjilat giginya, yang masih terasa ngilu. Saat itu dia mendapatkan perlawanan sampai mulutnya berdarah dan giginya tanggal.

"Zhang Hao Bai yang sekarang jauh lebih berhati-hati dalam bertindak, sejak kalah dari pertandingan dojo saat itu. Dia tidak mau berurusan lagi dengan mu." kata Wen Wei kepada Luo Feng saat melihat lima orang itu berjalan semakin menjauh.

Zhang Hao Bai?

Luo Feng tidak pernah peduli dengan orang macam itu.

"Aku lebih suka berurusan dengan sedikit orang" kata Luo Feng sambil berjalan bersama Wei Wen.

Menuju jalan pulang.

[drip, drip] di jalanan. Suara klakson terdengar. Sekarang, seluruh mobil menggunakan listrik, setidaknya tidak akan tercium bau asap kendaran di jalan.

"Wei Wen, masih tersisa satu bulan lagi sebelum ujian. Selama masa ujian, ayo kita berusaha yang terbaik." Luo Feng dan Wei Wen melanjutkan perjalanan.

"Di tempat latihan dojo, kita bisa santai sejenak. Melakukan latihan pemulihan setiap hari, sambil fokus pada studi budaya. 12 tahun yang kita kerjakan disini adalah untuk ujian ini."

"Yea, 12 tahun mempelajari studi budaya. Ujian ini menentukan nasib kita." Wei Wen menghela nafas. "Ujian, Ujian. Rasanya seperti seorang prajurit yang sedang mengendalikan sepuluh ribu kuda untuk menyeberangi sebuah jembatan kayu*".

*Alias sesuatu yang menyusahkan.

"Yup." Luo Feng mengangguk setuju.

Kondisi rumahnya tidak begitu baik, meskipun dia menyandang gelar "Elit". Seburuk apapun nilai nya nanti dalam ujian studi budaya, dia dapat mencari pekerjaan "Pengawal Elit" dan dengan mudah mendapatkan gaji tahunan mencapai 20-30 ribu dolar. Namun demikian, akankah Luo Feng puas dengan pekerjaannya sebagai pengawal?

------------

Saat ini, berada di ketinggian sekitar ribuan meter di atas wilayah Zhi-An.

Seekor burung elang berwarna emas yang sangat besar dengan mahkota hitam di kepalanya, terbang, melintasi kota. Panjang tubuhnya mencapai 20 meter, terlihat seperti pesawat tempur, bulunya mengkilap seperti perak; bulu pada kepalanya berwarna hitam, seperti mahkota. Cakarnya yang besar juga berwarna keemasan.

Sepasang mata yang biru, tajam dan berkilau melihat ke arah kota, menyembunyikan insting membunuhnya.

"BOOM!"

Burung elang berwarna emas bermahkota hitam tersebut tibtiba menambah kecepatan terbangnya, menembus dinding penghalang dengan seketika, mencapai kecepatan yang mengerikan. Saat yang bersamaan, sebuah suara dengan nada yang sangat tinggi keluar dari mulut sang elang. Sebuah gelombang menakutkan, yang dapat dilihat dengan mata telanjang, menjalar dengan sangat cepat ke bawah.

Di persimpangan jalan Zi-Tian, wilayah Zhi-An, Luo Feng sedang menunggu lampu merah bersama Wei Wen.

Tibtiba ---

[AHN]

Tibtiba terdengar suara lolongan yang sangat menusuk telinga, tapi bukan seperti petir. Bunyi petir besar dan memekakkan telinga. Namun suara ini menusuk telinga, Luo Feng merasakan sedikit sakit pada gendang telinganya, disertai dengan kerutan tanda tak nyaman di dahinya. Orang-orang di jalan terlihat menutupi telinga mereka.

"Itu adalah suara lolongan seekor burung." kata Luo Feng sambil melihat ke langit.

"Hm?" Luo Feng terkejut.

Masih dalam guncangan suara lolongan yang menusuk telinga, sebongkah kaca di gedung pencakar langit di seberang jalan mengeluarkan bunyi [KA~~~KA~~~].

Kackaca tibtiba pecah, dan serpihan kaca jatuh dari langit. Ada yang hancur menabrak jalur pejalan kaki, atau mengenai orang-orang, bahkan ada yang menabrak lampu jalan.

[PA!] [PENG!] [PIPA (seperti suara sesuatu yang berderak)!]...

Lalu terdengar suara bising seperti ledakan.

Dan ada salah satu pecahan kaca yang jatuh menabrak lampu jalan tepat di sebelah Luo Feng.

"Wah!" Wei Wen mundur dua langkah dengan cepat, menghindari pecahan kaca.

Salah satu pecahan kaca tersebut hancur menghantam tanah, dan ada serpihan kaca lainnya melesat ke arah Luo Feng seperti pisau.

"Hm?" Luo Feng melihatnya dari sudut matanya.

Namun, dia tak bisa menghindar. Dia hanya berdiri disitu dengan tenang. Dalam sekejap, tangan kanannya, bagaikan kilat, menangkap serpihan kaca yang melesat ke arahnya.

Serpihan kaca tersebut merefleksikan bayangan dirinya. Dia mengetuknya dua kali, lalu melemparkannya. Bagaikan senjata rahasia, serpihan kaca itu kemudian melesat jauh ke tempat sampah dan masuk tepat ke dalamnya.

Kondisi di jalanan, mobil-mobil kembali normal seperti sebelumnya. Dan orang-orang saling membicarakan kejadian ini. Beberapa yang kurang beruntung terluka, tetapi lebih banyak yang tidak terluka.

"Kekuatan apa ini." Luo Feng melihat ke atas langit.

"Terlalu kuat untuk suatu lolongan. Ini pasti makhluk yang sangat kuat. Wei Wen, bukankah kamu tahu banyak mengenai makhluk-makhluk mengerikan itu? Apakah kamu tahu makhluk apa ini?"

Wei Wen memicingkan matanya; cahaya kegembiraan nampak dari celah matanya.

"Feng, 500 meter di atas kota ini terdapat sistem pertahanan. Makhluk itu pasti terbang lebih tinggi dari 500 meter di atas kota. Meskipun dengan jarak sejauh itu, lolongannya masih terasa sangat kuat. Dan makhluk biasa bahkan tidak akan berani melolong di atas pemukiman manusia!"

"Dilihat dari kekuatan dan sifat arogannya, juga suaranya...jika aku benar, makhluk ini merupakan salah satu jenis "elang bermahkota hitam" yang mengerikan!" jelas Wei Wen.

"Elang bermahkota hitam?" tanya Luo Feng sambil mengedipkan matanya.

Tentu saja dia telah mendengar tentang elang mahkota hitam yang mengerikan itu.

"Elang bermahkota hitam merupakan jenis monster Diao tingkat tiga." terang Wei Wen dengan mata berbinar.

"Panjang badannya sekitar 21 meter. Bentangan sayapnya sekitar 36 meter dan kecepatan terbangnya dapat mencapai 3,9 knot, yang 3,9 kali lebih cepat dari suara. Jika kita menggunakan 340 m/detik sebagai kecepatan suara, maka kecepatan terbangnya mencapai 1326 meter per detik, atau 4774 km per jam."

Luo Feng paham bahwa burung elang bermahkota hitam sangat kuat, namun ketika dia mendengar kecepatannya yang luar biasa itu, nafasnya tercekat.

Satu detik saja, dengan sekali kedipan, makhluk itu bisa terbang ribuan meter.

"Bulu elang bermahkota hitam itu bahkan lebih keras dari berlian. Kemungkinan setangguh logam Ke Lei level tiga." tambah Wei Wen dengan semangat.

"Ada video yang beredar, burung elang bermahkota hitam itu pernah suatu waktu mengikuti dan bertemu dengan pasukan. Burung tersebut ditembaki dengan senjata "20mm fire-god cannon". Senjata tersebut dapat menembakkan 7000 peluru per detik. Bayangkan 7000 peluru per detik adalah hujan peluru! Dan setiap butir peluru dapat menembus hingga 50mm lapisan baja. Namun dalam serangan senjata sehebat itu, tetap tidak dapat mengenai satu helai bulu elang berkepala hitam.

"Setelah itu, seorang seniman bela diri yang misterius, sang pemilik pedang logam Ke Lei, membuat kilauan cahaya dan berhasil memenggal elang mahkota hitam menjadi dua." kata Wen Wei penuh semangat.

Jantung Luo Feng berdegup kencang.

Video itu telah tersebar ke seluruh penjuru negeri, dia pun sudah menyaksikannya.

"Seorang petarung yang handal, aku pasti dapat meraihnya suatu hari nanti.. Aku ingin seperti dia*, memegang pedang pertempuran, dan mampu menaklukan monster seperti elang bermahkota hitam dan iblis gorila yang kuat itu." kata Luo Feng dalam hati. Setiap pemuda punya mimpi yang sama, begitu pula dengan Luo Feng!

*dia : seorang petarung handal, yang mampu menaklukan elang mahkota hitam.

Berdasarkan keterangan dari internet, petarung handal misterius yang mampu memenggal elang mahkota hitam menjadi dua tersebut, masuk dalam daftar 100 orang petarung terhebat internasional!

"Feng, Feng apa yang kamu lakukan? Kita sudah sampai di rumah" kata Wei Wen berteriak.

Kemudian Luo Feng tersadar dari alam bawah sadarnya, melihat ke sekelilingnya yang dipenuhi bangunan-bangunan yang berbentuk tabung. ---Sektor kecil di Pantai Selatan, yang dibangun oleh pemerintah sebagai hunian dengan harga murah. Dan Luo Feng telah tinggal disini selama 18 tahun.

Chapter end

Report
<<Prev
Next>>
Catalogue
220 Menjadi Murid
219 Kekal, Abadi, Dewa
218 Namaku Babata
217 Mayat Berumur 50.000 Tahun
216 Reruntuhan Arkeologi
215 Munculnya Senjata Terkuat di Bumi!
214 Pesta Kristal Mu Ya
213 Pertarungan Berdarah
212 Kegemparan Besar!
211 Kristal Putih Ajaib
210 Kekaisaran Es
209 Penggalian Massal
208 Hong dan Kaisar Monster
207 3.500m Di Bawah Bumi
206 Penempatan di Pulau Berkabu
205 Penyelidik Keenam
204 Hadiah Tambahan
203 Melangkah ke Tingkat Penjelajah Bintang
202 Kelahiran
201 Pulau Berkabu
200 Ini Yang Disebut Papan Terbang
199 Kematian Li Yao
198 Hukuman Mati
197 3 Bentuk Papan Terbang
196 Jalan Menuju Tingkat Penjelajah Bintang
195 Penangkapan
194 Perwakilan Luo Feng
193 Luo Feng, Hukuman Mati!
192 Kemarahan & Kebencian yang Melonjak
191 50.000 Tahun
190 Kembalinya Luo Feng
189 Hadiah dari Reruntuhan
188 1 Tahun 3 Bulan
187 Berita Kematian Luo Feng
186 Misi Mematikan
185 Kekuatan Otak '21'
184 Reruntuhan Arkeologi
183 Pembersihan Jiwa
182 Serangan Gelombang Suara
181 Perang Antara Manusia dan Monster
180 Tidak Boleh Mundur
179 Bersaing
178 Reruntuhan Arkeologi #9
177 Tentara Pribadi
176 Jenderal Pasukan Dara
175 Kedatangan
174 Laris Manis
173 Matahari Terbi
172 Pelelangan
171 Jiwa, Keteguhan Hati.
170 “3516”
169 Dasar-Dasar Pembaca Jiwa
168 Masalah Keselamatan Helm
167 Bertemu Luo Feng
166 Kembali ke Jiang-Nan
165 Istana Dewa Perang
164 Papan Terbang
163 Penguji
162 Daftar Pertukaran
161 Imbalan
160 Hong dan Tanaman Merambat Panjang
159 Kembali ke Kota Pusa
158 Keributan Besar
157 Eksistensi yang Melampaui Tingkat Dewa Perang
156 Menyerang Kura-kura
155 Dewa Perang Luo Feng
154 Hancurnya Bola Emas Gelap
153 Hati Willow Seribu Tahun
152 Keuntungan 10%
151 Jiwa Alam
150 Ketiban Emas
149 Rahasia Pulau
148 Li Yao yang Malang
147 Undangan
146 Kejadian yang Tak Terduga
145 Rencana Melarikan Diri
144 Meriam Laser
143 Puncak Kemarahan
142 Bunuh!
141 Pertemuan
140 Pangkalan
139 Meriam Laser
138 Ketua
137 Benua Australia
136 Kedatangan Hong
135 Kekuatan Luo Feng
134 Efek Ajaib Darah Naga
133 Hadiah Besar
132 Pisau Petir Sembilan Tingkat, Tahap Keempa
131 Luo Feng vs Candace
130 Rencana Gila
129 Three Months
128 Terbaharui
127 Panggilan
126 Konferensi Meja Bundar
125 Kekacauan
124 Peringkat Luo Feng
123 Perubahan Peringka
122 Kehidupan di Kamp Pelatihan
121 Pelatih Luo Feng
120 Pertarungan di Ruang Olahraga
119 Tantangan
118 Pemula
117 Ledakan Kekuatan
116 Pagoda Jiang Nan
115 Masa Depan Yang Baru
114 Menara Ujicoba
113 Ujian Tingkat B
112 Markas Besar Dunia
111 Wang Xing Ping and Luo Feng
110 Cruel Move
109 Saudara
108 Mengambil Kesempatan
107 Ujian Tingkat B?
106 Pertolongan Darura
105 Sebuah Tempa
104 Utusan yang Takjub
103 Darah Naga
102 Tiba dari Markas Besar
101 Bulan Latihan
100 Janji Luo Feng
99 Harga Seragam Perang
98 Adikku Luo Hua
97 Markas Kota Kyoto
96 Membeli Petunjuk Manual
95 Pisau Petir: Tahap Ketiga
94 Xu Xin
93 Pengaruh dari 100 Miliar
92 Hadiah Yang Sangat Luar Biasa!
91 Orang Tua Li Wei
90 Jalan Yang Berlumuran Darah
89 Kunshan? Dimana kah itu?
88 Dari Gerbang Neraka
87 Teknik : “Tingkat Sempurna”?
86 Harta Karun dari Naga Berlapis Baja
85 Sarang Naga Berlapis Baja
84 Terbang di atas Perisai!
83 Mencuri telur naga?
82 Pertarungan Puncak
81 Istana Dewa Perang
80 Kedatangan Dewa Perang
79 Kesempatan Besar
78 Menelepon Adiknya
77 Kehebohan
76 Zhang Ze Hu, Mati!
75 Tidak bisa lagi menunggu
74 Sendiri
73 Sebuah Curian
72 Twin Headed Black Striped Snake
71 Menghasilkan uang lebih cepat dari mesin pencetak uang
70 Medan Pertempuran
69 Kota #003
68 Guo Hai
67 Matinya Dewa Perang, 'Lu Gang'
66 Uji Keterampilan
65 Terbentuk
64 Gelombang Tikus Kelas 3
63 Latihan yang Berdarah
62 Mengintai Pembunuh
61 231
60 Ambisi
59 Terobsesi
58 Rencana Masa Depan
57 Harga dan Kegembiraan yang luar biasa
56 Kembali ke Kota, Tempat Xu Xin Berasal
55 Pembagian Hasil
54 Pangkalan Persediaan
53 Pembedahan
52 Serigala Bulan Perak
51 Peristirahatan
50 Pisau Lempar Berdarah
49 Situasi Mematikan
48 Ayo Lakukan!
47 Pasukan Harimau Fang
46 Mayat Monster
45 Pimpinan Monster
44 Posisi Penting
43 Kemajuan Yang Menakjubkan
42 Babi Hutan Bertanduk
41 Hutan Belantara
40 Pasar Aliansi Hak Asasi Manusia Aliansi HR
39 10 Tahap Kekuatan
38 Pasukan Palu Api
37 Negosiasi
36 Perlengkapan Mahal
35 Haruskah Aku Membelinya?
34 Penyebab sakit kepala Luo Feng
33 Home of Limits
32 Undangan Thunder Dojo
31 Tingkat Ru Wei
30 Pembunuhan pertama
29 Kota Monster
28 Ujian Petarung
27 Pindah
26 Zhu Ge Tao
25 Tingkatan Petarung
24 Semangat Jiang Nian
23 Pisau Hantu
22 Kompensasi
21 Halo, Kakak Luo
20 Bola Emas Gelap
19 Bangki
18 Perang antar Geng
17 Malam hari di penjara
16 Penjara
15 Aku akan bekerja sama
14 Kau Akan Membayarnya!
13 Kegembiraan
12 Wu Xin Xiang Tian
11 Kecepatan Reaksi
10 Ujian Calon Petarung
9 Hak Seorang Petarung
8 Dua Petarung
7 Hasil Ujian
6 Ujian
5 Perbedaan Pilihan
4 Kekuatan Luo Feng
3 Kota Jiang-Nan
2 RR
1 Luo Feng
Setting
Font
Arial
Georgia
Comic Sans MS
Font size
14
Background
Report
Donate
Oh o, this user has not set a donation button.
English
Español
lingua italiana
Русский язык
Portugués
Deutsch
Success Warn New Timeout NO YES Summary More details Please rate this book Please write down your comment Reply Follow Followed This is the last chapter. Are you sure to delete? Account We've sent email to you successfully. You can check your email and reset password. You've reset your password successfully. We're going to the login page. Read Your cover's min size should be 160*160px Your cover's type should be .jpg/.jpeg/.png This book hasn't have any chapter yet. This is the first chapter This is the last chapter We're going to home page. * Book name can't be empty. * Book name has existed. At least one picture Book cover is required Please enter chapter name Create Successfully Modify successfully Fail to modify Fail Error Code Edit Delete Just Are you sure to delete? This volume still has chapters Create Chapter Fold Delete successfully Please enter the chapter name~ Then click 'choose pictures' button Are you sure to cancel publishing it? Picture can't be smaller than 300*300 Failed Name can't be empty Email's format is wrong Password can't be empty Must be 6 to 14 characters Please verify your password again