/ 
System Technology and Superpower 65 Bab 64 : Menyelamatkan Lia Siyu 2
Download
https://www.novelcool.com/novel/System-Technology-and-Superpower.html
https://www.novelcool.com/chapter/System-Technology-and-Superpower-64-Bab-63-Menyelamatkan-Lia-Siyu-1/3619791/
https://www.novelcool.com/chapter/System-Technology-and-Superpower-66-Bab-65-Menyelamatkan-Lia-Siyu-3/3619793/

System Technology and Superpower 65 Bab 64 : Menyelamatkan Lia Siyu 2

Daniel dengan buru-buru meninggalkan kantin. Dia kembali ke kelas mengambil tasnya kemudian segera meninggalkan sekolahnya tanpa izin dari pihak sekolah. Saat ini dia tidak peduli dengan konsekuensi dari yang dilakukannya ini, yang dia pedulikan hanyalah keselamatan Lia Siyu dan Ritha, asisten yang dibawa oleh Lia Siyu.

Melihat Daniel mengambil tas dengan terburu-buru, Gita merasa terkejut dan juga penasaran. "Apa yang terjadi pada Daniel? Kenapa dia terburu-buru seperti itu?" gumamnya melihat kepergian Daniel.

....

Setelah meninggalkan sekolah, Daniel langsung mengaktifkan kacamata pintarnya. Dia langsung menghubungi Red Queen. "Red kecil, lacak lokasi ponsel Lia Jie," perintahnya dengan nada tegas.

"Baik," suara dingin Red Queen terdengar.

Tak butuh waktu lama untuk Red Queen melacak lokasi ponsel Lia Siyu. "Kak, Lia Jie ada di lokasi ini," kata Red Queen sambil menampilkan peta di kacamata Daniel.

Daniel segera menghentikan ojek yang kebetulan lewat.

"Pak, ke barat Banukarta. Nanti saya bayar lebih," kata Daniel sambil buru-buru naik dan menggunakan helm.

Ketika pak ojek diberhentikan oleh Daniel secara tibtiba, dia merasa agak kesal. Kemudian dia mendengar Daniel memintanya untuk mengantarkannya ke barat Banukarta, dia tambah kesal lagi. Tapi setelah mendengar Daniel akan membanyarnya lebih, ekspresi di wajahnya berubah 180°. Dia tersenyum dan berkata, "Sudah siap? Aku akan mengantarkanmu dengan cepat!"

Daniel menyadari ekspresi pak Ojek tersebut, tapi dia tak terlalu menghiraukannya.

....

Sementara itu, di Markas Gangster Ayam Hitam.

"Masukan mereka ke ruangan khusus, aku akan secara pribadi mengintrogasi mereka nanti. Namun sebelum itu, biarkan mereka beberapa menit di ruangan itu," kata seorang pria berkulit hitam dengan wajah sangar.

"Baiklah, Bos." setelah menjawab kalimat bos mereka, dua orang yang bertanggung jawab atas Lia Siyu membawa Lia Siyu ke ruangan kotor dan juga berbau busuk.

Namun, baru saja kedua anggota gangster membawa mereka, pria kurus menghentikan mereka dan membisikkan sesuatu. Setelah beberapa saat, mereka melanjutkan tugas dari bos.

"Uh, sangat busuk," keluh Ritha, asisten yang dibawa oleh Lia Siyu ketika sampai di ruangan yang dimaksud.

"Diam!" anggota gangster yang membawa Ritha langsung membentak Ritha karena terlalu berisik.

Mendapat bentakan dari gangster, Ritha langsung terdiam meski wajahnya masih menunjukan ekspresi enggan dan juga jijik dengan ruangan. Sementara Lia Siyu relatif tenang.

Keduanya dimasukkan ke ruangan itu kemudian kedua gangster itu mengunci ruangan dari luar. Menurut apa yang diinstruksikan oleh bos dan juga seorang petinggi gangster, keduanya sengaja dimasukkan ke ruang busuk tersebut untuk menurunkan keadaan mental mereka. Dengan tekanan yang mereka dapat dari anggota gangster, ditambah dengan dikurung di dalam ruangan yang kotor dan berbau busuk, hal itu bisa membuat tekanan psikologis kepada keduanya.


"Berikan kode inti dari aplikasi Teteh pada kami! Cepat!" kata seorang anggota gangster sambil menggedor-gedor pintu besi. Hal ini membuat Lia Siyu dan Ritha terkejut dan juga makin tertekan.

"Kkami tidak tau! Kkami tidak tahu menahu tentang mmasalah itu!" jawab Ritha dengan panik.

"Kau berbohong!" kata anggota gangster tadi dengan suara nyaring.

Dua anggota gangster secara bergantian memberi tekanan pada mereka dengan bertanya dan membentak mereka selama beberapa menit. Lia Siyu menjawab sesekali pertanyaan dari mereka dengan nada yang masih tenang. Meski dia tak pernah merasakan diculik oleh gangster atau lawan bisnis ditempatnya bekerja dulu, ia beberapa kali diintimidasi oleh sesama rekan kerjanya ataupun lawan bisnisnya, karena itulah dia masih bisa sedikit tenang dengan tindakan kedua anggota gangster ini.

Hal ini berlangsung beberapa menit, setelah itu bos gangster memasuki ruangan kotor dan bau busuk tersebut.

....

Seorang guru wanita memasuki ruangan kelas. Seperti biasa, ketua kelas memipin murid lainnya untuk memberi salam kepada guru. Setelah itu, guru kemudian mengabsen murid-murid di dalam kelas.

Ketika guru menyebutkan nama murid, ada balasan dari murid tersebut. Namun, ketika sampai pada nama Daniel, tak ada jawaban dari Daniel. Guru itu pun sekali lagi memanggil nama Daniel, "Daniel."

Tak ada jawaban lagi. Silvia dan Bella samsama ingin memberikan alasan ketidakhadiran Daniel, tapi keduanya didahului oleh Gita.

"Bu, tadi Daniel memiliki hal yang mendesak. Wajahnya agak pucat lalu panik dan pergi dengan terburu-buru. Sepertinya Daniel memiliki masalah besar, Bu," kata Gita melaporkan situasi Daniel dengan nada yang tenang.

"Cih, Daniel cuma bikin alasan itu, Bu. Bilang aja dia enggak mau belajar, makanya pake alasan itu segala," kata Nurul mencemooh, entah bagaimana dia masih membenci Daniel meski Daniel sudah berubah. Tapi, meskipin Daniel tahu bahwa Nurul membencinya, dia tak akan peduli. Mengurusi satu orang tak menyukaimu hanya akan membuang waktumu untuk orang-orang yang menyukaimu.

"Nurul, tidak baik berkata seperti itu. Daniel tadi memang lagi dalam keadaan mendesak. Daniel juga sudah izin padaku," ucap Gita tersenyum.

Nurul hanya mendecakkan lidahnya karena tidak puas dengan jawaban Gita yang membela Daniel. Guru yang melihat ini tahu siapa yang benar. Setelah sekian lama diam mendengarkan muridnya berdebat, dia berkata, "Baiklah. Gita, besok kasih tau Daniel untuk pergi ke ruangan Ibu, ya."

"Iya, Bu," jawab Gita mengangguk. Ia lega bahwa alasannya cukup diterima oleh Guru. Bella dan Silvia juga menghela napas lega. Keduanya diam-diam memberikan acungan jempol untuk Gita.

....

"Jadi kamu tidak tau kode inti dari aplikasi itu meski kamu adalah CEO perusahaan itu? Kau ingin aku menggunakan kekerasan atau ... kau ingin pacarmu melihat kau sedang dipermainkan olehku?" ketika mengatakan kalimat terakhir, Bos gangster Ayam Hitam, Matih tersenyum cabul.

Sebelumnya, Lia Siyu telah mengatakan bahwa dia tidak tahu kode inti dari aplikasi Teteh, namun bos gangster, Matih tak mempercayai itu. Ketika dia melihat senyum cabul dari Matih, wajahnya langsung pucat. Ritha yang ada di sampingnya pun juga pucat mendengar ini.

Matih tersenyum puas melihat Lia Siyu dan Ritha, CEO dan karyawan dari perusahaan teknologi yang mengguncang dunia teknologi ketakutan padanya, ada kebanggan tersendiri yang muncul di hatinya. Belum lagi keinginannya yang ingin melucuti pakaian Lia Siyu satu persatu, dia semakin kegirangan. Dia berkata, "Sepertinya akan ada kegembiraan dari pacarmu ketika melihatmu dipermainkan olehku."

Matih mengambil ponsel Lia Siyu dari saku celananya dan menelpon nomor orang yang sering dihubungi oleh Lia Siyu. Dia menebak ini adalah pacarnya.

Matih melirik lagi wajah Lia Siyu yang pucat, dia tersenyum puas. Begitu panggilan tersambung, dia langsung menyapa seorang yang dipanggilnya, "Halo, Sobat. Pacarmu dan asistennya sekarang ada dalam genggamanku. Dia tak mau memberiku kode inti dari aplikasi perusahaannya, jadi aku akan menyiksa keduanya sampai dia memberikanku kode inti itu. Apakah Tuan ingin menyaksikan kesenangan ini?"

"Tak perlu menyiksa mereka, aku yang akan memberikanmu kode inti aplikasi itu. Aku adalah pembuat aplikasi itu. Jangan pernah menyentuh dia dan asistennya atau kau akan menyesalinya." suara dari ujung ponsel itu sangat dingin. Matih yang mendengar ini semakin tertarik untuk membuat penelpon ini marah. Sedangkan Lia Siyu, matanya memancarkan secercah harapan dan juga kegembiraan. Namun, beberapa saat kemudian dia takut ketika memikirkan bagaimana gangster ini begitu mudahnya membunuh seseorang.

"Benarkah? Bagaimana jika kau membawa polisi bersamamu? Kuharap kau datang sendirian, kalau tidak, pacar cantik kesayanganmu dan asistennya akan 'beteriak' sepanjang hari," kata Matih dengan nada main-main.

"Aku tak akan terlalu bodoh melakukan hal itu untuk membuat pacar kesayanganku dipermainkan olehmu." setelah mengatakan itu, telepon itu langsung diakhiri. Matih hanya tertawa dengan respon dari pacar dari CEO cantik yang dia sandra saat ini.

"Hei, cantik. Lihatlah respon pacar kecilmu yang begitu dingin sampai-sampai dia tak mengizinkanku menyentuhmu dan juga asistenmu. Tapi, siapa yang peduli padanya? Kau dan asistenmu sekarang ada dalam genggamanku, jadi aku bisa berbuat apapun yang kuinginkan." setelah mengetakan itu, Matih melemparkan ponsel itu ke arah Lia Siyu, kemudian dia mendekati Ritha dan Lia Siyu lalu mulai melucuti pakaian mereka secara bergantian. Wajah Ritha dan Lia Siyu pucat dan penuh keputusasaan.

Pertamtama, seluruh pakaian Ritha dilucuti oleh Matih hingga hanya meninggalkan pakaian dalamnya. Setelah menyelesaikan itu, dia melirik Lia Siyu dan mulai melucutinya juga. Baru saja dia selesai melucuri baju Lia Siyu, suara seorang anggota gangster mengganggunya.

"Bos! Ada yang menyerang markas kita!" lapor anggota gangster itu dengan nada tergesgesa.

Mendapati berita yang mengganggu, Mayih mengerutkan keningnya. Dia bertanya, "Siapa yang berani menyerang markasku?! Berapa orang jumlahnya?"

Mengingat jumlah orang yang menyerang markas, anggota gangster itu menggaruk kepala bagian belakanganya dan berkata, "Anu, Bos. Hanya satu orang yang menyerang markas kita. Selain itu, yang menyerang kita hanyalah seorang siswa SMK. Tapi...."

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Matih segera memotongnya dengan nada penuh amarah. "Sekelompok sampah! Hanya melawan satu orang dan itu adalah siswa SMK saja kalian tidak bisa! Benar-benar tidak berguna!" setelah mengatakan itu, dia menampar anggota gangster itu. Matih kemudian secara pribadi mengurus bocah pengganggu ini.

Matih tidak lupa membawa pistolnya. Dia ingin mengakhiri ini secepat mungkin dan bermain dengan Lia Siyu dan Ritha sambil menunggu pacar Lia Siyu datang. Satu yang tidak diketahui olehnya, orang yang datang menyerang markasnya adalah orang yang dia tunggu.

Tak butuh lama untuk dia sampai di tempat kejadian. Dia melihat banyak anak buahnya sudah terkapar di lantai. Ia mengerutkan keningnya melihat tidak bergunanya mereka melawan seorang bocah. Kemudian dia melihat beberapa anak buah melawan bocah itu secara bergantian dan akhirnya mereka kalah.

Melihat itu, Matih merasa kesal. Dia dengan nada kesal berkata, "Apa yang kalian lakukan?! Bagaimana bisa kalian seperti seorang idiot yang menyerang dia secara bergantian?! Ini bukanlah syuting film laga! Serang dia secara bersamaan!"

Mendapatkan instruksi dari bos, mereka bangkit kemudian menyerang bocah itu secara bersamaan. Sebagai tanggapan, bocah itu hanya mendengkuskan napas dingin.

Matih tak tinggal diam. Dia menyiapkan pistolnya untuk menembak. Ketika melihat bocah itu sedang mengurus anak buahnya, dia mengambil kesempatan ini untuk menembak.

Dor!

Chapter end

Report
<<Prev
Next>>
Catalogue
71 Bab 70 : Ancaman Google
70 Bab 69 : Hasil Undian
69 Bab 68 : Peningkatan Sistem
68 Bab 67 : Koma
67 Bab 66 : Menyelamatkan Lia Siyu Akhir
66 Bab 65 : Menyelamatkan Lia Siyu 3
65 Bab 64 : Menyelamatkan Lia Siyu 2
64 Bab 63 : Menyelamatkan Lia Siyu 1
63 Bab 62 : Hadiah
62 Bab 61 : Maafkan Aku
60 Bab 59 : Kekhawatiran Rika
59 Bab 58 : Perubahan Bimo
58 Bab 57 : Daniel vs Bimo
57 Bab 56 : Pembalasan Dendam
55 Bab 55 : Salah Siapa?
54 Bab 54 : Rasa Ingin Melindungi
53 Bab 53 : Tikus Tertangkap
52 Bab 52 : Eksperimen Berhasil
51 Bab 51 : Profesor Sesua-tuya dan Eksperimen
50 Bab 50 : Keinginan Kuat Balas Dendam
49 Bab 49 : Orang Tak Dikenal
48 Bab 48 : Helm Animasi dan Undian
47 Bab 47 : Pedang
46 Bab 46 - Tugas Selesai dan Kenaikan Level
45 Bab 45 - Membalas
44 Bab 44 : Pertarungan Dengan Para Penculik 2
43 Bab 43 : Pertarungan Dengan Para Penculik
42 Bab 42 : Bella Dalam Bahaya
41 Bab 41 : Bolehkah Aku Datang Ke Rumahmu?
40 Bab 40 : Daniel, Berhenti!
39 Bab 39 : Serangan Balik
38 Bab 38 : Saatnya Membalas
37 Bab 37 : Terkejut?
36 Bab 36 : Apakah Ada Sesuatu Yang Salah?
35 Bab 35 : Pindah
34 Bab 34 : Konfrensi Pers Asisten Pintar
33 Bab 33 : Asisten Pintar Selesai
32 Bab 32 : Fungsi 『Transformasi』
31 Bab 31 : Gelombang Pertama Selesai
30 Bab 30 : Kucing R-I0ne
29 Bab 29 : Kejutan
28 Bab 28 : Terungkap
27 Bab 27 : Pembelian Sky Booster
26 Bab 26 : Kacamata Pintar
25 Bab 25 : Balas Dendam
24 Bab 24 : Slam Dunk!
23 Bab 23 : Tugas Lagi? Selesaikan!
22 Bab 22 : Peningkatan Fisik
21 Bab 21 : Jam Tangan Pintar
20 Bab 20 : Tugas Selesai
19 Bab 19 : Menjadi Koki Pribadi
18 Bab 18 : Tugas Kedua
17 Bab 17 : Lia Siyu
16 Bab 16 : Bertemu
15 Bab 15 : Teman Masa Kecil
14 Bab 14 : Sky Booster Booming
13 Bab 13 : Membutuhkan Seseorang
12 Bab 12 : Pasar Indonesia
11 Bab 11 : Sky Booster
10 Bab 10 : Apakah Kamu Demam?
9 Bab 9 : Ternyata Kamu
8 Bab 8 : Red Queen
7 Bab 7 : Penyelesaian Tugas
6 Bab 6 : Mengumpulkan Sampah Botol Plastik
5 Bab 5 : Tugas Pertama
4 Bab 4 : H-Halo Pak, Selamat Siang. Ada Yang Bisa Saya Bantu?
3 Bab 3 : Kebangkitan System
2 Bab 2 : Jangan Bilang-Bilang Ya
1 Bab 1 : Guru Baru, Murid Baru, Lalu Hal Apa Lagi Yang Baru?
Setting
Font
Arial
Georgia
Comic Sans MS
Font size
14
Background
Report
Donate
Oh o, this user has not set a donation button.
English
Español
lingua italiana
Русский язык
Portugués
Deutsch
Success Warn New Timeout NO YES Summary More details Please rate this book Please write down your comment Reply Follow Followed This is the last chapter. Are you sure to delete? Account We've sent email to you successfully. You can check your email and reset password. You've reset your password successfully. We're going to the login page. Read Your cover's min size should be 160*160px Your cover's type should be .jpg/.jpeg/.png This book hasn't have any chapter yet. This is the first chapter This is the last chapter We're going to home page. * Book name can't be empty. * Book name has existed. At least one picture Book cover is required Please enter chapter name Create Successfully Modify successfully Fail to modify Fail Error Code Edit Delete Just Are you sure to delete? This volume still has chapters Create Chapter Fold Delete successfully Please enter the chapter name~ Then click 'choose pictures' button Are you sure to cancel publishing it? Picture can't be smaller than 300*300 Failed Name can't be empty Email's format is wrong Password can't be empty Must be 6 to 14 characters Please verify your password again